ANDREW CARNEGIE EFFECTIVE GIVING
Andrew Carnegie
adalah seorang pemurah hati dan paling terkenal sebagai pebisnis dan juga
dermawan dalam sejarah Amerika
Serikat.
Banyak orang mengenal Andrew Carnegia
adalah pebisnis yang sukses dalam industry baja dan sumbangannya yang besar kepada banyak perpustakaan di seluruh dunia. Dia membangun
dua ribu lima
ratus Sembilan perpustakaan termasuk sebanyak seribu enam ratus tujuh puluh
sembilan di Amerika.
Tidak sedikit yang mengetahui beliau juga sebagai juara dalam memberi
sumbangan yang efektif. Cara dan
metode yang dia pergunakan untuk menilai dan mengevaluasi organisasi nir-laba
bekerja secara langsung
dan menancap ke sasaran.
Dia percaya bahwa karitas yang indiskriminasi adalah secara nyata merupakan suatu
penentu kepada masyarakat dan bahwa “pertimbangan utama yang harus dijadikan patokan dan ukuran adalah menolong orang-orang
yang akan mampu menolong dirinya sendiri ….”.
Sebaga tambahan kepada perpustakaan “gratis”, dia juga sebagai pendukung
penciptaan sumber daya public, seperti: taman-taman, galeri-galeri seni,
museum-museum, ruang-ruang konser; mendirikan dan mengembangkan
universitas-universitas, mendirikan dan mengembangkan lembaga-lembaga kesehatan
dan laboratorium-laboratorium kesehatan, dan dengan kondisi-kondisi tertentu
dan secara khusus memmbangun, mendirikan dan mengembangkan gereja-gereja.
Dengan menggunakan kepiawaiannya dalam bisnis, dia mengupayakan
terjadinya dampak dengan menetapkan kondisi-kondisi dan persyaratan-persyaratan
awal dalam menyalurkan sumbangan-sumbangannya. Sebagai contoh, dia tidak akan
menyumbangkan perpustakaan kepada masyarakat tanpa terlebih dahulu memastikan
bahwa di tempat itu tersedia orang
atau penduduk yang mencukupi untuk menyediakan investasi sendiri untuk
meyakinkan bahwa perpustakaan-perpustakaan itu mampu untuk berlanjut dan melangsungkan kehidupannya berdasarkan kemampuan
keuangan yang dia hasilkan sendiri. Penerima sumbangan harus mampu meyakinkan
dan memberikan jaminan bahwa apa yang
disumbang itu kemudian mampu untuk mandiri tanpa perlu meminta sumbangan
lanjutan dari penyumbang yang sama atau penyumbang yang lain.
Menyumbang itu sifatnya melengkapi
dan menyempurnakan. Sumbangan jangan
dijadikan sumber penghasilan atau sumber kehidupan pokok. Sumbangan sifatnya
memampukan orang yang disumbang untuk menjadi
mandiri: menyediakan sumber daya sendiri melalui
produknya: menjual barang atau jasa yang orang lain bersedia
membayarnya. Kalau tidak demikian, berapapun besarnya sumbangan yang diberikan
akan habis tak berbekas dan bukannya menimbulkan perasaan sukacita, tetapi
terluka karena selalu dituntut dan
diminta.
Sumbangan haruslah diberikan kepada mereka yang untuk pada akhirnya nanti mampu
menjadi penyumbang lagi.