Karakteristik
tanggung jawab sosial
Karakteristik penting dari tanggung jawab sosial adalah
kesediaan organisasi untuk menggabungkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab
atas dampak dari keputusan dan kegiatan pada
masyarakat dan lingkungan. Ini berarti: (1) perilaku transparan dan etis yang
memberikan kontribusi untuk pembangunan berkelanjutan, (2)
memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan, (3) telah memenuhi hukum yang berlaku dan (4) konsisten dengan norma-norma perilaku
internasional, dan (5) terintegrasi dalam organisasi dan dipraktekkan dalam
hubungannya dengan sosial dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial berarti memenuhi Harapan masyarakat
Tanggung jawab sosial melibatkan pemahaman tentang harapan
yang lebih luas dari masyarakat. Sebuah prinsip dasar dari tanggung jawab sosial adalah penghormatan terhadap aturan
hukum dan sesuai dengan kewajiban yang mengikat secara hukum. Tanggung jawab Sosial,
bagaimanapun, juga memerlukan tindakan memenuhi persyaratan yang berlaku dan
pengakuan kewajiban untuk orang lain yang tidak
mengikat secara hukum. Kewajiban ini muncul dari nilai-nilai etika dan nilai-nilai
lainnya yang berlaku secara luas.
Meskipun harapan perilaku bertanggung jawab akan
bervariasi antara negara dan budaya, organisasi harus tetap menghormati norma-norma perilaku internasional seperti
yang ditetapkan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia dan instrumen pengaturan lainnya.
Pasal 6 ISO
26000 menjabarkan subyek inti tanggung jawab sosial. Masing-masing subyek
meliputi berbagai isu yang akan memungkinkan
organisasi untuk mengidentifikasi dampak utama terhadap masyarakat. Pembahasan masing-masing
masalah juga menjelaskan tindakan untuk mengatasi
dampak tersebut. Akan lebih baik bila tindakan itu bersifat pencegahan
daripada memperbaiki atau memulihkan keadaan yang sudah rusak. Ini akan meminta
biaya atau pengorbanan yang lebih besar lagi.
Peran Pemangku Kepentingan dalam tanggung jawab sosial
Melakukan identifikasi
dan keterlibatan para pemangku kepentingan merupakan dasar untuk tanggung jawab
sosial. Identifikasi berarti mendaftarkan dan menginventarisir semua pihak yang
berkepentingan terhadap organisasi. Kepentingan ini paling nyata ketika suatu
tindakan dilaksanakan. Misalnya, ketika melaksanakan kegiatan pembangunan fisik
pasti ada pihak yang diuntungkan atau dirugikan. Mungkin pihak yang diuntungkan
bukan menjadi fokus perhatian utama. Tetapi masyarakat yang merasa dirugikan
adakan menjadi salah satu sumber potensi permasalahan di kemudian hari apabila
tidak diselesaikan secara baik. Arti baik di sini adalah pihak yang merasa
dirugikan mendapatkan kompensasi yang memberikan rasa kepuasan yang didasarkan
pada norma yang berlaku di tempat tersebut. Sebelum tindakan diambil, maka
siapa saja yang berkepentingan ditetapkan pada waktu mengambil suatu keputusan.
Suatu organisasi harus menentukan siapa yang memiliki kepentingan dalam keputusan
dan kegiatan, sehingga dapat memahami dampak dan mengidentifikasi
bagaimana untuk mengatasinya. Meskipun pemangku kepentingan dapat membantu
organisasi mengidentifikasi relevansi hal tertentu
untuk kegiatan operasional organisasi, pemangku kepentingan tidak menggantikan
masyarakat yang lebih luas dalam menentukan norma dan harapan perilaku. Suatu masalah mungkin relevan untuk tanggung
jawab sosial dari suatu organisasi, walaupun tidak secara
khusus diidentifikasikan oleh pemangku kepentingan ketika masalah itu dikonsultasikan.